Sosial bar 1

Kasus Bullying Pelajar, Bupati Empat Lawang Tegas -- TRIBUNMURA

 



EMPAT LAWANG, TRIBUNMURA -- Kasus bullying atau perundungan yang dialami pelajar SMP Negeri 1 Talang Padang, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, yang pelakunya sesama pelajar, bikin Bupati Empat Lawang, H Joncik Muhammad geram.

Bupati Empat Lawang, H Joncik Muhammad pun langsung mengambil tindakan tegas. 

Menurutnya H Joncik Muhammad kejadian tersebut mencoreng citra pendidikan yang sudah baik di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati (selogan Kabupaten Empat Lawang).

“Saya telah memimpin rapat terkait penanganan kasus ini dan memerintahkan Sekda dan Kadis Pendidikan agar turun langsung ke lapangan untuk mencari informasi dan dilakukan pengawasan,” jelasnya.

Sekda dan Kadisdik juga telah melakukan pengawasan dengan memanggil langsung kepala SMP 1 Talang Padang untuk dimintai keterangan mengenai laporan perkembangan kejadian.

Saat ini pelaku perundungan sudah diberikan hukuman dan pelaku sudah dikeluarkan dari sekolah. Sedangkan dari pihak korban perundungan sudah melaporkan kejadian ini kepada Polres Empat Lawang untuk dilakukan penyelidikan dan penanganan.

“Dalam kasus ini pelaku dan korban sama sama dibawah umur, untuk itu penegakan hukum harus tegas, terukur dan mampu memberikan efek jera sebagai lngkah preventif kejadian serupa di tempat lain,” jelasnya.

Selain itu, Bupati telah memerintahkan kepada Dinas PPA untuk mendampingi siswa yang menjadi korban perundungan untuk dilakukan pendampingan atas trauma yang dialami. 

Sementara itu,  Disdikbud Kabupaten Empat Lawang, langsung melakukan tindakan cepat memanggil kepala sekolah, waka kesiswaan, serta wali kelas pada sekolah yang dimaksut dalam video viral yang terlanjur tersebar di dunia maya itu, untuk menggelar rapat bersama.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Empat Lawang, Jhon Heri mengaku telah mengetahui adanya video viral tersebut.

Pihak Disdik kata dia, langsung mengambil tindakan dengan cara memanggil kepala sekolah, waka kesiswaan, serta wali kelas pada sekolah yang dimaksut, untuk menggelar rapat bersama membahas viralnya video itu.

Hasil dari rapat yang dilakukan, maka dari pihak sekolah dan dari Disdikbud dengan tegas mengeluarkan 2 orang siswa yang diduga menjadi provokator dan pelaku utama dalam kasus penganiayaan di dalam video tersebut.

Diketahui bahwa peristiwa penganiayaan itu terjadi di luar jam sekolah sekitar jam 13.00 WIB.

“Ya, kita berikan sanksi tegas bahwa dua orang siswa ini dikeluarkan dari sekolah dan juga tidak bisa diterima di sekolahan manapun yang ada di Empat Lawang,” kata Jhon Heri. 

Namun demikian pihaknya tetap memikirkan masa depan pelaku. Kalau pelaku mau minta surat rekomendasi untuk pindah sekolah ke daerah lain tetap dilayani, atau pelaku mau mengambil sekolah kesetaraan/paket juga bisa kita berikan surat rekomendasi. 

“Mereka masih remaja, tetap kita berikan kesempatan untuk bersekolah di tempat lain, siapa tahu dengan diberikannya sanksi tegas ini mereka bisa berubah menjadi lebih baik di tempat lain,” jelas John Heri.

Sementara untuk korban, lanjut John Heri, dirinya sudah memanggil wali siswa, korban dan kepala sekolah. Korban akan diberikan pelayanan untuk konsultasi dengan psikolog agar bis mengetahui sejauh mana dampak psikis yang dirasakan oleh korban.


“Menurut keterangan kepala sekolah, korban mempunyai jiwa yang kuat, namun tetap kita akan pantau kondisi psikisnya agar korban tidak mengalami trauma,” tuturnya.

Diketahui, asi diduga perundungan terjadi pada salah seorang siswa SMP di Kecamatan Talang Padang Kabupaten Empat Lawang.

Dugaan perundungan itu terungkap setelah beredar video berdurasi 2 menit 08 detik yang mempertontonkan kekerasan terhadap salah seorang siswa. 

Di dalam video yang beredar di melalui jejaring sosial itu, tampak dua orang siswa melakukan kekerasan fisik terhadap temannya dengan cara ditendang juga ditampar.

Tak hanya itu salah seorang siswa yang diduga temannya pelaku ikut memukul siswa tersebut menggunakan kayu. Raut wajah siswa yang dipukul nampak ketakutan karena terus-terusan dikeroyok serta dikerubungi oleh belasan siswa lainnya.

Terdengar juga suara ancaman serta makian terhadap siswa tersebut untuk tidak melaporkan hal ini. (*)