Sosial bar 1

Pengakuan 2 Pelaku Pembunuhan di Terminal Pasar Satelit Lubuklinggau : Sebelum Nyerah, Kabur ke Musi Rawas !

 


LUBUKLINGGAU, TRIBUNMURA  - Sebelum menyerahkan diri ke Polres Lubuklinggau, pelaku penganiayaan berat yang menyebabkan satu korban tewas dan satu lainnya luka parah sempat melarikan diri ke Kabupaten Musi Rawas (Mura).

Kedua pelaku, Icang (23) dan pamannya, Beli (40), akhirnya menyerahkan diri dengan diantar oleh anggota keluarga mereka.

Kejadian ini bermula dari insiden penusukan yang terjadi di Terminal Pasar Satelit, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau, pada Minggu, 23 Juni 2024, sekitar pukul 15.00 WIB.

Insiden tersebut menyebabkan Aan Saputra (24) meninggal dunia dan Amir Hamzah (36) mengalami luka serius yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Pasca insiden tersebut, Icang dan Beli melarikan diri ke wilayah Musi Rawas.

Polisi segera melakukan tindakan pengejaran dengan mendatangi rumah orang tua dan istri pelaku untuk melakukan negosiasi dan pendekatan agar pelaku menyerahkan diri.

"Pelaku menyerahkan diri dengan diantar keluarganya," demikian diungkapkan Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha melalui Kasat Reskrim AKP Hendrawan, pada Senin, 24 Juni 2024.

Menurut AKP Hendrawan, pihaknya sempat mendatangi tiga lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian Icang dan Beli.

Meskipun lokasi-lokasi tersebut tidak disebutkan secara rinci, pendekatan terhadap keluarga pelaku ternyata membuahkan hasil.

"Alhamdulillah, pihak keluarga kooperatif dan mau sepakat untuk menyerahkan kedua pelaku," ujar AKP Hendrawan.

Icang dan Beli diantar oleh Suntri, adik Icang, sekitar pukul 10.00 WIB.

Penyerahan resmi kedua pelaku kepada pihak kepolisian dilakukan pada pukul 12.15 WIB setelah penandatanganan berita acara.

AKP Hendrawan menyatakan apresiasi terhadap sikap kooperatif keluarga pelaku yang bersedia menyerahkan kedua pelaku.

Ia juga menegaskan bahwa pihak kepolisian akan memproses kedua pelaku sesuai hukum yang berlaku.

Sementara itu, korban Amir Hamzah masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat luka yang dideritanya.

"Untuk korban masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit," ujar AKP Hendrawan.

Insiden penganiayaan berat ini terjadi di Terminal Pasar Satelit, sebuah lokasi yang biasanya ramai oleh aktivitas masyarakat.

Pada Minggu sore tersebut, sekitar pukul 15.00 WIB, terjadi keributan yang berujung pada penusukan.

Aan Saputra tewas di tempat, sementara Amir Hamzah dilarikan ke rumah sakit dengan luka serius.

Berdasarkan keterangan  Heri (keluarga pelaku), aksi penganiayaan yang dilakukan Icang dan Beli terhadap Aan Saputra dan Amir Hamzah,  sebenarnya berawal dari pengancaman yang dilakukan Amir Hamzah. 

Perbaikan sepeda motor korban sebenarnya terjadi pasca banjir pada Februari 2024.

Namun pada Juni 2024, korban Amir Hamzah ngotot minta uang perbaikan yang telah dibayarkan kepada Icang untuk dikembalikan. 

"Jadi waktu habis banjir bulan dua kemarin, korban memperbaiki motornya, tapi bulan enam ini korban malah minya kembalikan uang perbaikan, tentu saja Icang menolak," ujar Heri. 

Korban sendiri, sudah beberapa kali mengancam pelaku Icang.

Namun pada hari kejadian tanpa sengaja Icang yang mau mengantar barang ke mobil taxi ke keluarganya bertemu dengan korban. 

"Pelaku Icang sempat bertengkar dan dicekek oleh korban Amir," ujar Heri. 

Kemudian Icang mengadukan apa yang dialaminya kepada pamannya Beli (pelaku satu lainnya). 

"Ya yang namanya mamang dengar ponaannya seperti itu ya bagaimana lah," kata Heri. 

Lalu Beli mengiringi Icang kembali ke Terminal. "Sebenarnya Icang dan Beli tidak langsung menusuk korban," terang Heri.

Tetapi begitu melihat korban Aan keluar mobil memegang kunci roda, Icang baru menusuk korban Aan.

"Kalau Icang tidak nujah, Icang yang mungkin dibunuh Aan," terangnya. 

Karena pelaku Icang dan korban Aan sama-sama mengenakan baju warna hitam,  dan melihat korban Aan tersungkur ke aspal bersimbah darah, Beli mengira itu adalah adalah keponakannya Icang. Karena itulah Beli mengejar Amir. 

"Disangkanya Aan tadi, Icang makanya dia mengejar Amir," tutur Heri. 

 Pasca kejadian itu dikatakan Heri, Icang dan Beli tidak pulang lagi ke Desa Mandi Angin.

"Kami semalam sudah rembuk keluarga, karena korban dan pelaku masih satu desa karena itu keluarga sepakat untuk meminta pelaku menyerahkan diri, " ungkap Heri.

Menurut Heri, yang melacak dan mencari keberadaan Icang adalah adiknya Suntri.

"Jadi kami semalam tidak tidur, dan pagi tadi sekitar pukul 10.00 WIB, dapat kabar dari adiknya bahwa mereka (kedua pelaku) sudah di Polres lubuklinggau," kata Heri.

Karena ibu dan nenek pelaku Icang mau bertemu dan melihat sendiri kondisi Icang, akhirnya keluar dari Desa Mandi Angin menyusul ke Polres Lubuklinggau.

"Jadi saya ikut mengantar keluarga  untuk ketemu Icang," terang Heri.

AKBP Indra Arya Yudha menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan penegakan hukum agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga ketertiban dan tidak main hakim sendiri dalam menyelesaikan masalah.

Setelah penyerahan diri, Icang dan Beli kini harus menghadapi proses hukum atas tindakan mereka.

Polisi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap seluruh fakta dan motif di balik kejadian ini.

Kedua pelaku akan dikenakan pasal-pasal yang sesuai dengan tindakan mereka, termasuk penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian. Tutupnya(*)

No comments for "Pengakuan 2 Pelaku Pembunuhan di Terminal Pasar Satelit Lubuklinggau : Sebelum Nyerah, Kabur ke Musi Rawas !"