Sosial bar 1

Santri di Musi Rawas Meninggal Tak Wajar, Tinggalkan Surat Wasiat ke Orang Tua

 


MUSI RAWAS, TRIBUNMURA — Seorang santri di Kabupaten Musi Rawas berinisial GD (13), Kamis (3/10) sekitar pukul 00.30, ditemukan tewas meregang nyawa di dalam lingkungan pasar Megang Sakti, Kelurahan Megang Sakti, Kecamatan Megang Sakti . 

Dia meninggal dalam kondisi tergantung dengan menggunakan tali nilon yang diikatkan ke tiang penahan atap tenda. Kuat dugaan, santri tersebut meninggal lantaran bunuh diri. Sebab, korban telah meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya. 

Kapolres Musi Rawas AKBP Andi Supriadi melalui Kapolsek Megang Sakti AKP Hendri membenarkan adanya kejadian tersebut. Korban GD merupakan warga Desa Muara Megang Bibitan Juanda, Kecamatan Megang Sakti. 

Pihaknya yang mendapatkan adanya informasi tersebut kemudian langsung meluncur ke lokasi. Hasil cek lokasi, ditemukan di belakang korban 1 kantong plastik berisikan 1 lembar kertas yang berisi tulisan atau surat wasiat.

Adapun isi tulisan pada kertas tersebut, GD mengatakan Sayang dengan Ibu dan Ayahnya. Selain itu dalam tulisan di kertas, GD meminta agar adik-adiknya dijaga. Dalam surat itu juga GD menuliskan "aku sayang Ibu".

Selain itu dari lokasi diamankan pula barang bukti 1 peci almamater Ponpes, 1 bungkus rokok beserta korek api. Kemudian 1 pulpen, 1 bungkus makanan Popcorn, uang tunai Rp 15 ribu dan 1 helai kain sarung warna hijau. 

Lebih lanjut kata Kapolsek, diketahui orang yang pertama kali menemukan korban yakni saksi Wahyu Kurniawan dan Eroktio Pranata. 

Menurutnya bermula pada Kamis, 3 Oktober 2024 sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu saksi Eriktio dan Wahyu masuk kedalam Pasar Megang Sakti. Dimana keduanya hendak mengantarkan cabai ke pedagang pasar dengan dengan mengendarai mobil. 

"Lalu lampu mobil depan yang dibawa saksi tersorot salah satu lapak tenda dan didalamnya terlihat seorang anak laki-laki yang tergantung," ujarnya.

Kemudian melihat hal tersebut, saksi langsung keluar pasar dan menghubungi pemilik lapak yang bernama Fatmawati. Mendengar hal itu, saksi Fatmawati langsung menuju ke lapak bersama dengan suaminya. 

Sementara itu, saksi Kasiyanto yang merupakan Staf Kamtib keamanan di Ponpes tempt korban mengungkapkan, dirinya mengenal korban. Sebab korban merupakan salah satu santri di Ponpes tempatnya bekerja. 

"Namun pada tanggal 22 September 2024 korban kabur dari pondok dan pulang ke rumahnya," ungkapnya.

Setelah itu tanggal 23 September 2024, orang tua korban kembali chat WA ke saksi Kasiyanto. Chat tersebut menurutnya, menanyakan apakah GD libur dan dijawab saksi kalau GD tidak libur karena tidak ikut kemah. 

"Mengetahui kalau anaknya kabur, wali murid berjanj akan mengantarkan GD ke ponpes," bebernya.

Namun sambungnya, orang tua GD minta izin. Sebab GD sedang sakit. Selanjutnya pada Rabu, 2 Oktober 2024 sekitar pukul 23.45 WIB orang tua GD kembali chat WA ke saksi menyatakan bahwa GD sudah dikembalikan ke pondok.

"Lantas orang tua korban meminta kepada saksi untuk menutup GD," terangnya.

Dilanjutkan pada pukul 00.02 WIB, Ibu GD menghubungi saksi menanyakan keberadaan GD. Lalu saksi mencari GD. Namun setelah dicari di lingkungan Ponpes, GD tidak ada.

"Saksi mendapatkan informasi dari saksi Sutrisno bahwa sore tadi sekitar pukul 17.00 WIB ada yang melihat GD kearah Pasar Megang Sakti," katanya.

Lantas saksi kembali chat orang tua GD dengan mengatakan kalau GD tidak ada di lingkungan pondok. Lalu dijawab oleh orang tua GD "Ya Allah, sudah pak biarkan dulu siapa tahu besok ada niatnya untuk belajar, pulang ke pondok," bebernya.

Kemudian pukul 02.06 WIB saksi mendapat kabar jika GD ditemukan sudah tergantung di Pasar Megang Sakti. Lantas sambi meluncur ke Puskesmas Megang Sakti, saksi men chat WA Ibu GD untuk meluncur segera ke Megang Sakti.

Setiba di Puskesmas, pihak keluarga diberikan penjelasan hasil pemeriksaan oleh Polisi dan dokter kepala Puskesmas Megang Sakti. Selanjutnya pihak keluarga korban menyampaikan, menerima kejadian ini sebagai musibah.

"Keluarga juga menyatakan menolak untuk dilakukan visum dan otopsi terhadap korban dan langsung membawa korban ke Desa Maura Megang Kecamatan Megang Sakti untuk dimakamkan," pungkasnya.