Ini Tampang Suami Bunuh Istri di Lubuklinggau, Pelaku Kesal karna tak diberi Uang untuk Merantau
LUBUKLINGGAU, TRIBUNMURA- Suami pelaku pembacokan istri di Kota Lubuklinggau Sumsel hingga tewas ditempat sudah menyerahkan diri ke Polres Lubuklinggau.
Pelakunya diketahui bernama Sabaruddin ( pria berusia 28 tahun) datang langsung menyerahkan diri usai menghabisi nyawa istrinya Tinisawitri alias Ngatimin (37).
Warga Gang Bambu RT 08 Kelurahan Jogo Boyo Kecamatan Lubuklinggau Utara I ini menyerahkan diri ke Polres Lubuklinggau dengan diantar seorang tukang ojek.
Saat ini Sabaruddin sedang dimintai keterangan lebih lanjut di ruang penyidikan Polres Lubuklinggau.
Dihadapan Polisi Sabarudin mengaku kesal dan nekat membunuh istrinya karena tidak diberi uang untuk merantau.
"Pengakuan pelaku sementara dihadapan penyidik membunuh istrinya karena tidak diberi uang untuk merantau," ungkap salah satu penyidik saat memberikan keterangan
Namun untuk penyebab lengkapnya masih didalami karena mungkin ada motif lain pelaku sampai senekat itu menganiaya istrinya sampai sekejam itu.
"Sekarang sedang kita mintai keterangan secara maraton, tapi pengakuan awalnya tadi kesal tidak diberi uang untuk merantau," bebernya.
Sebelum pristiwa berdarah tersebut terjadi, diinformasikan korban pagi tadi sempat membeli telur ke warung tetangganya.
Kemudian setelah pulang ke rumahnya, korban terlibat cekcok mulut dengan suaminya Sabarudin (28) hingga berujung perkelahian di dalam rumahnya.
Diduga karena gelap mata akhirnya Sabarudin pun menghabisi istrinya hingga tewas di depan rumah disaksikan para tetangga yang ketakutan.
Para tetangga mengenal Ngatimin sebagai sosok yang baik, namun cenderung tertutup jarang komunikasi dengan tetangganya.
Hari-harinya bila tidak ada pekerjaan banyak dihabiskan di rumah.
1Sudartini mengatakan terakhir bertemu dengan korban Rabu (15/1/2025) kemarin saat korban hendak keluar rumah menjahit pakaian anaknya.
"Terakhir bertemu dengan korban kemarin saat korban bawa pakaian anaknya yang SD untuk dijahit," ungkap tetangganya ini pada wartawan
Namun saat bertemu mereka hanya biasa saja dan tidak ada komunikasi, karena selama ini korban jarang ngobrol dengan tetangga.
Sementara yang sering disuruh belanja ke warung adalah anaknya yang pertama Kevin dan anaknya yang kedua Riski masih duduk dibangku SD.
"Selama ini setelah belanja pulang ke rumah, tapi mereka itu walau jarang bergaul tapi tidak pernah terdengar ribut-ribut," ujarya.