Sosial bar 1

Alumni SMAN Sarolangun Muratara, Mengungkap Ada Kekerasan dan Aturan yang Ketat di Sekolah

 


MURATARA, TRIBUNMURA - Selain aksi demonstrasi yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri Sarolangun , kecamatan Rawas ulu, kabupaten Musi Rawas Utara,baru-baru ini, terungkap pula pengakuan dari salah satu alumni sekolah tersebut mengenai dugaan kekerasan dan aturan yang dinilai terlalu ketat selama masa studinya.


Melalui pesan yang disampaikan, alumni yang enggan disebutkan namanya itu menyoroti adanya tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh oknum guru terhadap siswa. "Ap wajar min guru mukol murid pkai bila/kayu kecik," tulisnya, mengindikasikan penggunaan benda seperti bilah atau kayu kecil dalam hukuman fisik.


Lebih lanjut, alumni tersebut juga mengungkapkan bahwa pemukulan menggunakan rotan merupakan hal yang sering terjadi di sekolah. "Murid min sering di pukul pake rotan," ujarnya. Meski memahami bahwa hukuman terkadang diberikan sebagai bentuk ketegasan, alumni tersebut mempertanyakan penggunaan rotan. "Murid dk masalah min di pukul mungkin bentuk dari ketegasan tpi jgan pakai rotan ap dk kebayang."


Selain isu kekerasan fisik, alumni tersebut juga menyoroti aturan sekolah yang dinilai terlalu ketat. "jaman sudah modern dh canggih aturan sekolah jgan terlalu ketat," ungkapnya.


Tujuan dari penyampaian informasi ini, menurut alumni tersebut, adalah agar kejadian serupa tidak dialami oleh adik-adik kelas di masa mendatang. "mkasih cma menyampaikan agar adik adik kelas selanjutnya tidak merasakan apa yg kami rasakan."


Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi atau tanggapan resmi dari pihak SMA Negeri Sarolangun terkait dugaan kekerasan dan aturan ketat yang diungkapkan oleh alumninya ini. Informasi ini menambah sorotan terhadap kondisi di sekolah tersebut setelah sebelumnya ramai diberitakan mengenai aksi demonstrasi siswa.