VIRAL, Puluhan pelajar dari MAN 2 dan SMKN 3 di Lubuklinggau, Terlibat Aksi Tawuran, Berawal Dari Masalah Lapangan Basket
LUBUKLINGGAU, TRIBUNMURA - Ratusan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kota Lubuklinggau dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 nyaris terlibat bentrok lantaran persoalan lapangan basket.
Pelajar dari SMK Negeri 3 sebelumnya mengepung gerbang MAN 2 Lubuklinggau dan mencoba melompati pagar serta melempar batu ke dalam sekolah.
Namun, aksi tersebut kemudian dicegah polisi setelah menerima laporan dari pihak Sekolah MAN 2.
Kapolsek Lubuk Linggau Timur, AKP Rodiman, mengatakan kejadian itu dipicu masalah lapangan basket yang sebelumnya sempat digunakan oleh para pelajar MAN 2 di halaman lingkungan sekolah SMK Negeri 3 pada Selasa (18/11/2025).
Seorang guru SMK Negeri 3 kemudian menegur para pelajar MAN 2 untuk meminta izin ke sekolah sebelum menggunakan lapangan tersebut.
"Anak itu sempat ditegur guru karena lapangan tersebut bukan tempat umum," kata Rodiman, Rabu (19/11/2025
Teguran tersebut ternyata membuat pelajar MAN 2 tersinggung.
Salah satu pelajar sempat melontarkan kata-kata kasar hingga membuat siswa SMK Negeri 3 marah.
Pada Rabu pagi, ratusan pelajar dari SMK Negeri 3 akhirnya mendatangi sekolah MAN 2 hingga sempat melakukan pelemparan.
Polisi yang datang ke lokasi kemudian meredam kemarahan para pelajar tersebut.
Mereka kemudian diminta untuk kembali ke sekolah masing-masing.
"Sempat ada saling lempar pakai batu, kemudian persoalannya sudah selesai. Para guru dari masing-masing sekolah sudah ditemui dan dilakukan proses mediasi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Kesiswaan MAN 2 Lubuklinggau, Joharudin, menjelaskan bahwa semula para siswanya itu melakukan sesi latihan basket di lapangan Taman Olahraga Silampari (TOS).
Pelatih basket mereka kemudian mengajak siswa untuk berlatih di lapangan basket SMK Negeri 3 sehingga terjadi miskomunikasi.
"Mereka diajak oleh pelatih yang ada di TOS untuk berlatih di SMK Negeri 3, mungkin miskomunikasi sehingga beradu argumen dengan guru," ujar Joharudin.
Keributan itu kemudian didengar oleh pelajar SMK Negeri 3.
Para pemuda ini kemudian marah, membuat grup WhatsApp, dan berkumpul menuju ke MAN 2.
Lemparan batu sempat terjadi ketika para siswa sedang belajar di dalam ruang kelas.
"Ketika kami sedang belajar, ada yang duha dan mengaji, tiba-tiba terdengar sudah saling lempar batu," katanya.
Pihak sekolah kemudian menghubungi polisi sehingga para massa pun dibubarkan untuk kembali ke sekolah masing-masing.
"Sudah dilakukan pertemuan dan mediasi terkait kejadian ini," ungkapnya
